Friday, April 30, 2010

10 kakak adik terbaik dalam sejarah sepakbola

1. Charlton
Berasal dari keluarga sepakbola. Charlton bersaudara merupakan dua kakak adik yang pernah bermain bersama di tim nasional Inggris. Bahkan keduanya mengantarkan Inggris menjadi juara dunia 1966.

Jack Charlton

Kalah bersinar dibandingkan sang adik, Bobby. Saat adiknya meraih popularitas karena menjadi pilar klub elit Manchester United dan juga tim nasional, Jack lebih memilih berkonsentrasi dengan pekerjaannya sebagai anggota National Service.

Bahkan bek bernama lengkap John Charlton yang bermain di Leeds United baru dipanggil timnas oleh manajer legendaris Alf Ramsey saat usianya menjelang 30. Bandingkan dengan Bobby yang sudah menjadi andalan St George's Cross saat berusia 21.

Ia dan adiknya memperkuat Inggris di Piala Dunia 1966. Sukses bersejarah bagi Charlton bersaudara karena mengantarkan Inggris menjadi juara dunia. Keduanya tampil bersama di final.

Karir Jack termasuk 'biasa-biasa' saja saat sebagai pemain. Namun, ia jauh lebih sukses sebagai manajer dibandingkan adiknya yang gagal total saat mencoba menangani sebuah tim. Jack sukses mengangkat prestasi Irlandia. Sebagai penghargaan, ia menjadi warga kehormatan Irlandia.

Bobby Charlton

Karirnya lebih gemilang dibandingkan sang kakak. Legenda Manchester United dan termasuk salah satu pemain terbesar sepanjang sejarah sepakbola Inggris. Bobby lolos dari tragedi Munich pada 1958 yang nyaris menghancurkan skuad Red Devils.

Ia juga menjadi bagian dari kebangkitan United dengan memenangi Piala Champions 1968 sekaligus tim Inggris pertama yang memenangi gelar tersebut.

Sebelumnya, bersama sang kakak, Bobby mengantarkan Inggris juara dunia 1966. Di tahun sama, ia menjadi Pemain Terbaik Eropa.

Bobby mencetak berbagai rekor dalam karir sepakbola. Termasuk topskor timnas dengan 49 gol. Rekor itu belum terpecahkan, termasuk rekor bermain bersama United selama di liga. Namun rekor bermain di berbagai kompetisi sudah dipatahkan oleh Ryan Giggs.

Sukses sebagai pemain, namun Bobby gagal total saat menangani tim. Ia hanya mengarsiteki Preston North End dan Wigan Athletic sebelum menjadi direktur di United.

2. Laudrup
Dari kakek sampai cucu bermain sepakbola. Dua bersaudara, Michael dan Brian Laudrup menjadi pilar kekuatan Denmark.

Michael Laudrup

Michael tak pernah menyesal tak ikut menjadi bagian dari Dinamit Denmark yang secara mengejutkan memenangi Euro 1992. Padahal, saat itu Denmark bisa tampil di putaran final menggantikan Yugoslavia yang mengalami krisis politik.

Selain berselisih dengan pelatih Richard Muller Nielsen, ia juga mengecam didiskualifikasinya Yugoslavia yang menurutnya lebih bersifat politis ketimbang sepakbola semata. Berbeda dengan sang adik, Brian, yang tetap menjadi bagian dari skuad Denmark.

Karir Laudrup bersaudara sama-sama cemerlang. Hanya, Michael lebih bersinar karena bermain di klub-klub besar Eropa. Ia menjadi pilar Juventus, Barcelona dan Real Madrid.

Di Barca, Michael termasuk salah satu pemain yang berani melawan arus dengan menyeberang klub yang memiliki rivalitas abadi dan sukses.

Michael yang mendapat kehormatan sebagai pemain terbesar sepanjang sejarah Denmark pilihan Asosiasi Sepakbola Denmark ini memenangi empat gelar Primera Liga Spanyol bersama Barca dan dilanjutkannya saat bermain untuk Madrid.

Michael menjadi salah satu dari 125 greatest living footballers pilihan Pele dalam FIFA 100 atau peringatan 100 tahun FIFA.

Brian Laudrup

Sang adik yang memilih bergabung dengan tim nasional Denmark tampil di Euro 1992. Dan, sejarah mencatat, Denmark yang diperkuat Brian meraih sukses dengan menjuarai turnamen sepakbola terbesar di daratan Eropa itu.

Hanya, karirnya di klub memang kalah cemerlang dibandingkan Michael. PemainTerbaik Denmark 1989 ini mulai mencuat saat bergabung dengan Bayern Muenchen pada 1990. Namun, ia cuma bertahan dua musim sebelum pindah ke Italia.

Brian sempat membela Fiorentina dan AC Milan sebelum menyerang ke Skotlandia. Dia menjadi pilar kekuatan Rangers selama empat musim.

Piala Dunia 1998 menjadi salah satu momen berkibarnya Laudrup bersaudara. Mereka sempat membuat Brasil kalang-kabut di babak perempat-final meski akhirnya kalah 3-2.

Di pertandingan itu, Brian mencetak gol indah yang menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Laudrup bersaudara juga terpilih dalam All Star Team Piala Dunia versi FIFA.

Di usia 29, saat karirnya mencapai puncak, Brian justru memilih pensiun dari timnas. Brian juga menjadi salah satu dari 125 greatest living footballers pilihan Pele dalam FIFA 100.

3. Van de Kerkhof
Trah Van de Kerkhof mempelopori kehadiran kakak-adik dalam skuad Belanda.

Willy van de Kerkhof

Gelandang bernama lengkap Wilhelmus Antonius van de Kerkhof bersama Rene, saudara kembarnya, menjadi pilar kekuatan Belanda pada pertengahan 1970-an.

Kehadiran mereka memiliki momen yang tepat karena Belanda menjadi perhatian dunia setelah melahirkan total football. Piala Dunia 1974 menjadi ajang untuk mempresentasikan total football ala Belanda.

Dan, Willy turut berperan mengantarkan Belanda mencapai final sebelum ditaklukkan Jerman (Barat).

Sukses itu diulanginya pada Piala Dunia 1978. Willy masih menjadi pilar kekuatan Belanda saat melaju di final dan kembali dikalahkan oleh tim tuan rumah. Kali ini, Argentina yang mengalahkan mereka.

Willy tercatat 63 kali membela timnas dan mencetak lima gol. Dia termasuk salah satu dari 125 legenda hidup sepakbola pilihan Pele.

Rene van de Kerkhof

Saudara kembar dari Willy yang biasa beroperasi di sayap kanan. Reinier 'Rene' Lambertus van de Kerkhof bermain bersama saudaranya di Piala Dunia 1974 dan 1978. Ia bermain 47 kali di timnas dan mencetak lima gol. Seperti saudaranya, ia bermain di Twente dan PSV Eindhoven.

Dalam final Piala Dunia 1978, Rene menjadi pusat perhatian karena mengenakan bandana di lengannya yan cedera. Meski sudah diizinkan oleh FIFA dan digunakan di beberapa pertandingan sebelumnya, namun Argentina yang menjadi lawan Belanda di final, tetap mengajukan keberatan.

Karena wasit Sergio Gonella tidak bisa mengambil keputusan, Belanda mengancam meninggalkan lapangan dan menolak bertanding. Akhirnya tercapai kesepakatan bandana diberi lapisan tambahan dan pertandingan bisa dimulai.

Rene bersama saudaranya termasuk salah satu dari 125 legenda hidup sepakbola pilihan Pele.

4. Koeman
Belanda kembali memunculkan dua bersaudara. Kali ini, Koeman bersaudara, Erwin dan Ronald, yang melejit saat mengantarkan Belanda menjadi juara Eropa 1988 dengan mengalahkan Uni Soviet 2-0. Koeman merupakan keluarga pesepakbola.

Erwin Koeman

Karir Erwin, sang kakak, lebih banyak dihabiskan di Groningen dan PSV Eindhoven. Erwin yang biasa bermain sebagai gelandang kalah bersinar dibandingkan adiknya yang malang-melintang di Ajax Amsterdam, PSV dan kemudian menjadi pilar kekuatan Barcelona.

Meski demikian, ia pernah sukses bersama klub elit Belgia, KV Mechelen. Erwin membawa Mechelen menjadi juara Piala Winners 1988 dan Piala Super UEFA 1988.

Setelah pensiun, Erwin melanjutkan karir sebagai pelatih. Kini, ia mengarsiteki timnas Hongaria.

Ronald Koeman

Bek dengan spesialis tendangan keras dan berkecepatan tinggi. Bila mengambil penalti, eksekusinya sudah dipastikan membuahkan gol. Saking kencangnya tendangan Ronald, ia hanya perlu mengarahkan bola ke gawang. Kiper hanya bisa melongo karena tahu-tahu bola sudah masuk ke gawang.

Ronald juga memiliki keistimewaan bola-bola mati dan umpan jarak jauh. Dia memenangi berbagai gelar bersama klub-klub yang diperkuatnya. Ronald memenangi Piala Champions dua kali di dua klub berbeda, PSV dan Barcelona.

Ia menjadi salah satu pilar kekuatan Belanda di Euro 1988. Ronald menjadi sorotan saat melakukan aksi kontroversial karena seolah-olah mengelap bagian punggungnya menggunakan kostum pemain Jerman Olaf Thon.

Aksi itu dilakukannya di hadapan suporter Jerman setelah Belanda menang 2-1 di semi-final. Ronald kemudian menyatakan penyesalannya dan minta maaf.

Sepanjang karirnya, Ronald bermain 533 kali dan mencetak 193 gol. Lebih banyak dibandingkan pemain belakang lain sepanjang sejarah sepakbola. Di timnas, ia bermain 78 kali dan mengoleksi 14 gol.

Setelah pensiun, Ronald mengikuti jejak kakaknya menjadi pelatih. Karir kepelatihannya tak terlalu buruk dan kini menangani AZ Alkmaar.

5. De Boer
Satu lagi dua saudara kembar dari tim Oranje. De Boer, Ronald dan Frank, menjadi tulang punggung Belanda sejak awal 1990-an sampai 2000-an. Hanya, De Boer bersaudara gagal memberi trophy bagi Belanda.

Ronald de Boer

Ronald memiliki caps 67 dan mencetak 13 gol. Dia bermain di Piala Dunia 1994 dan 1998. Ia juga menjadi pilar Belanda di Euro 1996 dan 2000.

Ronald kerap berpindah-pindah posisi di timnas. Dia biasa bermain sebagai gelandang serang, penyerang tengah atau gelandang kanan. Di Ajax, ia juga bermain sebagai gelandang serang dan kemudian pindah di kiri.

Ronald memang akrab dengan saudara kembarnya. Mereka sering bermain bersama di timnas maupun klub. Keduanya melejit saat mengantarkan Ajax menjadi juara Champions 1995.

Selanjutnya, De Boer berbarengan meninggalkan Amsterdam dan bergabung dengan Barcelona.Menariknya di Barca, keduanya sama-sama gagal. Ronald hanya bertahan dua musim sebelum pindah ke Rangers.

Setelah empat musim membela Rangers, ia bermain di Qatar sampai pensiun. Kini, ia menjalankan bisnis di Qatar dan menjadi analisis televisi. Ronald pula yang sukses mendatangkan AC Milan ke Qatar.

Frank de Boer

Frank merupakan adik kembar Ronald. Ia lahir sepuluh menit kemudian setelah Ronald. Bila kakaknya bermain di tengah atau depan, Frank lebih banyak beroperasi di belakang. Semula, ia bermain di bek kiri dan kemudian pindah di bek tengah.

Ia termasuk bek bertalenta. Frank memang lemah dalam kecepatan, namun ia memiliki umpan akurat. Dia juga spesialis tendangan bebas.

Frank melakukan debut di timnas pada September 1990 melawan Italia. Dia seorang pemimpin dan memegang ban kapten timnas sampai pensiun usai Euro 2004.

Sempat tercatat paling banyak membela timnas dengan 112 kali ermain, namun rekor Frank kemudian dilewati rekannya, kiper Edwin van der Sar yang masih bermain sampai Euro 2008.

Frank dikenang saat memberi umpan jarak jauh kepada Dennis Bergkamp yang diselesaikannya dengan gol ke gawang Argentina di perempat-final Piala Dunia 1998. Gol di menit terakhir dari Bergkamp menyingkirkan Argentina sekaligus meloloskan Belanda ke semi-final.

Namun, Frank juga memiliki memori buruk saat dua kali gagal menyelesaikan penalti di semi-final Euro 2000 melawan Italia. Penalti pertama diproleh di waktu normal dan kemudian ia kembali gagal saat adu penalti. Belanda akhirnya gagal ke final.

Seperti Ronald, kakaknya, Frank juga gagal di Barca. Bahkan dia sempat mendapat sanksi karena penggunaan doping. Ia kembali bermain bersama Ronald di Rangers dan klub Qatar, Al-Rayyan. Kini, ia menjadi asisten pelatih timnas.

6. Vieira de Oliveira
Negeri sepakbola Brasil termasuk tak banyak melahirkan kakak beradik yang mencuat di sepakbola. Socrates adalah salah satu dari sedikit pesepakbola yang adiknya, Rai, juga meraih sukses.

Socrates

Bernama lengkap Brasileiro Sampaio de Souza Vieira de Oliveira. Tampil di Piala Dunia 1982 dan 1986. Sayangnya, ia gagal membawa gelar. Socrates menjadi kapten tim di Piala Dunia 1982 yang disebut-sebut sebagai jogo bonito terakhir dalam sepakbola Brasil.

Socrates termasuk pribadi multidimensional. Sebagai pesepakbola, ia termasuk legenda Brasil. Gelandang dengan keistimewaan pengumpan yang ekselen dan pengatur tim. Karena itu, ia menyandang ban kapten.

Kemampuannya sebagai dirigen dengan mengatur permainan juga tak ada duanya. Ciri khas Socrates adalah umpan dengan tumit yang dilakukannya tanpa perlu melihat rekannya.

Socrates juga seorang dokter, sebuah perpaduan yang sangat jarang dalam sepakbola. Apalagi di Brasil. Bahkan ia juga seorang intelektual dan mendapat gelar doktor filosofi.

Uniknya, Socrates yang pernah bermain di Fiorentina ini juga seorang peminum dan perokok berat.

Bagi Socrates, sepakbola tak sekadar permainan menang kalah yang dilakukan 22 orang tapi juga untuk menyuarakan pergerakan demokratisasi. Melalui sepakbola, ia menentang diktator militer.

Socrates juga mendirikan pergerakan Demokrasi Corinthians. Di setiap pertandingan, ia selalu mengenakan kaos dalam yang bertuliskan Democracia.

Keunikan Socrates tak berhenti. Di usianya yang ke-50, ia pernah menerima tawaran melatih merangkap pemain di klub amatir Garforth Town di Inggris. Ia hanya sekali bermain selama 20 menit sebagai pemain pengganti.

Dengan segala keunikannya, ia termasuk salah satu dari 125 legenda hidup sepakbola pilihan Pele. Majalah World Soccer juga memasukkannya sebagai 100 pesepakbola terbesar sepanjang sejarah. Socrates masuk dalam Museum Hall of Fame Sepakbola Brasil.

Rai

Gelandang dengan nama lengkap Rai Souza Vieira de Oliveira. Meski mencetak gol dari titik penalti di pertandingan pertama melawan Rusia, namun penampilan Rai cenderung merosot.

Ia mengalami kesulitan untuk menunjukkan kemampuannya. Padahal, ia adalah kapten tim. Kelemahannya, ia kesulitan beradaptasi dalam tim baru.

Akibatnya, sejak babak perempat-final, Rai sudah tak diturunkan lagi. Ban kapten diserahkan kepada Dunga yang dinilai memiliki kharisma dan pengaruh dalam tim. Tak heran bila Dunga lebih populer ketimbang Rai.

Gagal bersinar di timnas, namun Rai sukses di klub yang dibelanya. Ia mengantarkan Sao Paulo meraih berbagai gelar juara. Bahkan Sao Paulo menjadi tim yang paling banyak meraih gelar dan mengungguli Santos.

Rai pernah ke Eropa untuk memperkuat Paris St Germain selama lima musim. Saat pulang ke Brasil, ia kembali membela Sao Paulo.

7. Witschge
Belanda tak berhenti memunculkan dua bersaudara yang kerap bermain bersama. Bahkan Witschge bersaudara saling menggantikan posisi bila salah satu absen.

Rob Witschge

Witschge bersaudara memang sangat akrab. Saat bermain bersama di Ajax maupun timnas Belanda, keduanya sering saling menggantikan karena sama-sama bermain di lini tengah. Rob turut mengantarkan Ajax meraih Piala Winner 1987.

Setelah tiga musim di Ajax, ia memperkuat Saint-Etienne. Namun, Rob gagal mendapat tempat di tim utama sehingga cuma bertahan dua tahun sebelum kembali ke Belanda. Kali ini, ia memperkuat Feyenoord. Rob menutup karirnya sebagai pemain di Arab Saudi dengan memperkuat Al-Ittihad.

Rob melakukan debut di timnas pada 4 Januari 1989. Ia tampil di Euro 1992 dan Piala Dunia 1994. Setelah pensiun, ia menjadi asisten pelatih.

Richard Witschge

Mengikuti jejak sang kakak dengan mengawali karir di Ajax. Namun, saat meninggalkan Amsterdam, ia bergabung dengan Barcelona yang diarsiteki legenda Belanda Johan Cruyff.

Richards juga pernah bermain di Prancis dengan memperkuat Bordeaux dan kemudian menjajal Liga Primer Inggris saat dipinjamkan ke Blackburn Rovers pada 1995. Bersama Blackburn, ia merasakan gelar juara Liga Primer dan sukses menghentikan dominasi Manchester United yang begitu perkasa.

Richards tampil di Piala Dunia 1990. Namun, ia terpaksa absen di Euro 1992 karena cedera. Posisinya digantikan kakaknya.

8. Baresi
Kakak adik yang 'dipisahkan' oleh dua tim yang berseteru.

Giuseppe Baresi

Dari Italia, muncul Baresi bersaudara. Giuseppe adalah kakak dari salah satu bintang Italia Franco. Keduanya sama-sama menempati lini belakang dengan menjadi bek.

Hanya, mereka terpaksa 'bermusuhan' di lapangan hijau. Bila Franco menjadi legenda AC Milan, sebaliknya Giuseppe adalah bagian tak terpisahkan dari Inter Milan.

Giuseppe menghabiskan karirnya di Inter meski sempat bermain di Modena sebelum memutuskan untuk pensiun.

Ia bermain selama 16 musim di Inter dan kemudian menjadi kapten Nerazzurri. Ia memberi dua Scudetti dan Coppa Italia. Hanya, Giuseppe kurang bersinar di timnas dibandingkan sang adik.

Ia bermain 13 kali termasuk di Piala Dunia 1986. Di ajang itu, adiknya justru absen. Setelah pensiun, ia kembali ke Inter untuk menangani tim yunior.

Franco Baresi

Franco jauh lebih bersinar dibandingkan kakaknya. Franco memimpin barisan pertahanan Milan.

Bersama Paolo Maldini, Alessandro Costacurta dan Mauro Tassotti, lini belakang Milan disebut-sebut sebagai back fours terbaik yang pernah ada.

Franco juga meraih sukses gemilang dengan memenangi enam gelar Serie A Italia dan tiga kali menjadi juara di Piala Champions.

Hanya, Franco muncul di era yang kurang tepat. Dia tampil sebagai bek muda berbakat Italia saat legenda Gaetano Scirea tengah mencapai puncak performa. Akibatnya, ia hanya menjadi bayang-bayang sang legenda sampai akhirnya pensiun.

Ia menjadi bagian dari tim Italia yang memenangi Piala Dunia 1982. Hanya, Franco tak pernah dimainkan karena menjadi cadangan Scirea.

Ia absen di Piala Dunia 1986 dan kemudian mengantarkan Italia menduduki peringkat tiga di Piala Dunia 1990. Di Piala Dunia 1994, ia
absen di empat pertandingan pertama. Setelah pulih, ia kembali menjadi absen dan berperan besar di final. Aksi tackling dan intersepnya menyulitkan Brasil membobol gawang Italia.

Sayang, Italia gagal setelah kalah adu penalti. Ia sendiri gagal menuntaskan penalti pertama. Setelah pensiun, Franco kembali ke Milan sebagai pelatih tim yunior. Ia juga termasuk salah satu 125 legenda hidup sepakbola pilihan Pele.

9. Maradona
Dua bersaudara dengan perbedaan yang sangat kontras baik di dalam maupun luar lapangan.

Diego Maradona

The Greatest. Yang terbesar tak hanya di Argentina tapi dunia. Pemain bertalenta luar biasa yang pernah dilahirkan dalam sepakbola dunia.

Di Piala Dunia 1986, Diego Maradona ditambah 'sepuluh pemain' membawa Argentina menjadi juara. Ia menjadi centre stage di Meksiko.

Saat menghadapi Inggris, ia mencetak dua gol luar biasa yang setidaknya mewakili karakteristiknya. Seorang pemain dengan talenta hebat sekaligus kontroversial.

Gol pertama dicetak dengan tangannya yang kemudian dikenal dengan 'Hand of God'. Gol kedua sangat spektakuler karena Maradona melewati enam pemain Inggris. Gol tersebut menjadi 'The Goal of Century'. Namun, bagi orang Argentina, gol pertama yang paling disuka.

Maradona dengan segala kontroversinya. Bagi warga Napoli, ia menjadi dewa karena mengangkat prestasi tim di kota itu. Namun, Maradona juga sangat dekat dengan narkoba. Kisah kehidupan yang membuatnya penuh kontroversi. Bahkan saat ia mengundurkan diri.

Namun, pernyataan dari Lionel Messi melukiskan bagaimana sosok Maradona bagi Argentina. "Apa pun kata orang tentang dia atau apa pun yang dilakukannya, ia tetap pemain yang terbesar di dunia," kata Messi.

Kontroversinya masih berlanjut saat Maradona menjadi pelatih tim nasional. Tak punya prestasi apa pun sebagai pelatih, tiba-tiba ia diberi tanggung jawab besar. Hebat sebagai pemain, tapi gagal total sebagai pelatih.

Hugo Maradona

Bila Maradona menjulang sebagai pesepakbola yang penuh kontroversi, sebaliknya adiknya Hugo Hernan Maradona merupakan pemain biasa-biasa saja.

Bak bumi dan langit antara kakak dan adik. Hugo merupakan adik paling kecil dari Diego. Ia sempat masuk tim nasional U-16. Namun usai tampil di Piala Dunia U-16 di Cina, karirnya di timnas tak berlanjut.

Meski demikian, Hugo sempat bermain di Eropa. Ia juga mengikuti jejak kakaknya dengan bermain di klub Italia, Ascoli. Sayang, Hugo yang biasa bermain sebagai gelandang ini gagal bersinar.

Tak pernah mencetak gol sehingga dijual ke Rayo Vallecano. Hugo juga sempat bermain di Rapid Vienna dan kemudian menyemarakkan Liga Jepang.

Saat pensiun, Hugo hidup tenang di Argentina. Kontras dengan kehidupan sang kakak yang tak pernah lepas dari skandal dan kontroversi.

10. Kovac
Dari Kroasia muncul Kovac bersaudara. Niko dan adiknya Robert menjadi tulang punggung timnas. Keduanya bermain bersama di Bayer Leverkusen, Bayern Munchen dan timnas.

Niko Kovac





Gelandang bertahan yang memiliki umpan akurat dan kemampuan dalam melakukan tackling. Saat pensiun, ia tercatat sebagai pemain tertua di skuad Kroasia.

Niko termasuk kapten yang mampu menaikkan motivasi rekan-rekannya. Ia memimpin Kroasia di Piala Eropa 2004 dan 2008 serta Piala Dunia 2006. Niko menghabiskan karirnya di Jerman dengan memperkuat klub-klub elit Bundesliga, termasuk Bayern Muenchen.

Setelah 13 tahun bermain untuk timnas, ia memutuskan pensiun agar memberi kesempatan kepada pemain muda.

Robert Kovac





Saat kakaknya pensiun di timnas, ban kapten diserahkan kepada Robert, adiknya. Kini, Robert menjadi pemain paling senior di skuad Kroasia.

Dibandingkan kakaknya, karir Robert di klub lebih mentereng. Dia bermain di klub-klub papan atas. Bahkan Robert yang menempati bek tengah bertahan cukup lama di Bayern.

Saat meninggalkan Bayern, ia bergabung dengan klub elit Serie A Italia, Juventus, pada 2005. Ia termasuk salah satu dari sedikit pemain bintang yang memilih bertahan di Juve saat dihukum terdegradasi ke Serie B. Kini, ia bermain di Dinamo Zagreb.

Robert turut berlaga di Piala Dunia 2002 dan 2006. Dia juga mengantarkan Kroasia lolos ke Piala Eropa 2004.



Sumber: http://www.goal.com

Ritual Unik Pemain Sepak Bola Dunia

Takhayul bisa terdapat di bidang apa saja. Mulai dari bisnis, ekonomi, hukum dan juga olahraga. Bahkan tak sedikit yang secara khusus memberi perhatian khusus untuk hal ini.


Ya, sebagian orang di dunia ini percaya jika hasil akhir tak hanya ditentukan oleh usaha dari orang tersebut dan Yang Di Atas, tapi juga oleh kekuatan lain yang tidak bisa dijelaskan secara gamblang.

Di sepakbola juga demikian, dan hal ini lebih pada kepercayaan dan sugesti seseorang tersebut.

Di benua Afrika, hampir sebagai besar pemainnya memiliki cara tersendiri untuk bisa yakin akan mengakhiri, atau setidaknya menjalani pertandingan dengan baik. Tapi ternyata, para pesepakbola internasional yang sudah memiliki nama besar juga percaya dengan takhayul semacam ini.

1. David James

David James 1

Secara blak-blakan, kiper Portsmouth itu mengungkapkan kebiasaan joroknya sebelum bermain. Ritual pertamanya adalah diam seribu bahasa mulai dari H-1 pertandingan hingga peluit panjang dibunyikan.


Selain itu, James juga hanya akan kencing di saat toilet tidak ada satu orang pun. Ritual dilanjutkan dengan meludah di dinding.


2. Johan Cruyff

johancruyff

Legenda sepakbola Belanda itu juga punya kebiasaan yang tak kalah unik, mulai dari menjadikan kiper Gert Bals sebagai sansak hidup saat masih di Ajax, hingga membuang permen karet yang dikunyahnya ke lapangan lawan sebelum kick-off.


Ritual yang terakhir sempat lupa dilakukannya saat Ajax melawan AC Milan di final Piala Eropa 1969. Hasilnya, Ajax babak belur dihajar AC Milan 4-1.


3. Pele

pele

Legenda sepakbola Brasil ini yakin jika ingin terus menunjukkan penampilan terbaik, Pele harus bermain dengan jersey tim yang sama.
Pernah pada suatu ketika dia secara tidak sadar memberikan kaosnya itu ke seorang fans. Sadar telah membuat kesalahan, Pele meminta seseorang untuk mancari kaos tersebut. Penampilan Pele sendiri saat itu tidak karuan. Seminggu kemudian kaos Pele ditemukan dan dia bisa tampil baik lagi.


Rupanya, teman Pele yang memberi kaos tersebut tidak mengatakan jika kaos yang diberikannya itu adalah kaos lain.


4. Bobby Moore

46114

Kapten tim nasional Inggris di eran 60-an hingga 70-an itu memiliki kebiasaan unik mengenakan celana bolanya hanya setelah orang lain di kamar ganti telah selesai mengenakan pakaian mereka.


5. John Terry

terryDM2504_468x672

Kapten Chelsea itu hanya akan kencing di toilet yang sama di Stamford Bridge. Jika ada yang menggunakannya, John Terry akan menunggu siapapun yang menggunakannya hingga selesai. John Terry juga hanya akan parkir di tempat sama.


6. Gary Neville

neville

Bek Manchester United itu punya banyak ritual, mulai dari menggunakan ikat pingang yang sama, sepatu yang sama, arftershave juga selama satu musim penuh. Saat ini, Gary neville berusaha mengurangi ritualnya itu.


7. Gary Lineker

lineker

Tiap pemanasan, Gary Lineker tak akan menendang dan memasukkan bola ke gawang. Menurutnya, ia hanya akan melakukan hal itu di pertandingan. Tapi bila tak ada gol tercipta, Gary akan berganti kostum. Jika tak mampu juga mencetak gol ke gawang lawan, dia akan memotong rambutnya.

8. Prancis di Piala Dunia 1998

france98_3154_full-lnd
Tim Prancis selalu duduk di tempat duduk yang sama di bus tim, mendengarkan lagu Gloria Gaynor ‘I Will Survive’ di ruang ganti dan diakhiri dengan diciumnya kepala botak kiper Fabien Barthez oleh bek Laurent Blanc.

9. Mario Gomez

Der-VfB-Stuttgart-muss-auf-Mario-Gomez-verzichten_b1a10af086



Mario Gomez (Jerman, Vfb Stuttgart) selalu memilih toilet yang posisinya paling kiri. Sementara John Terry (Chelsea) selalu memakai toilet yang sama. Bila toilet itu sedang dipakai, Terry akan menunggu meski toilet lain sedang kosong.

10. Sergio Goycochea

Goyco

Sementara mantan kiper Argentina Sergio Goycochea selalu mengencingi lapangan setiap kali ia akan menghadapi adu penalti.

11. Zimbabwe

Zimbabwe

Oktober 2008, pelatih sebuah klub Zimbabwe, Midlands Portland Cement, meminta 17 pemainnya mandi di sungai Zambezi yang dipenuhi buaya untuk melakukan ritual pembersihan. Celakanya, hanya 16 orang yang keluar dari sungai hidup-hidup.
Di pertandingan berikut, Midlands menderita kekalahan.


12. Edwin Van Der Sar

vandersar_narrowweb__300x399,0

Entah berhubungan atau tidak, tapi performa menurun yang dilalui Manchester United saat ini terjadi kalau sang kiper Edwin van der Sar mengenakan kostum warna biru, alih-alih kuning yang sebelumnya dia gunakan.
Van der Sar berbalut kaos warna biru dalam dua laga Liga Primer terakhir MU. Saat itu mereka digebuk 1-4 oleh Liverpool dan kalah 0-2 dari Fulham.
Dicatat oleh The Sun yang mengutip hasil penelitian kontributor majalah fans MU, Red News, disebutkan bahwa Van der Sar sduah mengenakan warna kuning dalam 17 laga liga musim ini.
Dari jumlah tersebut, MU cuma kebobolan empat kali. Mereka menang 12 kali, kalah sekali dan imbang empat kali, dengan meraup 40 angka dari maksimal 51.
Hasil itu berbanding terbalik manakala Van der Sar mengenakan warna biru. Dalam 10 laga, MU harus kebobolan 13 gol, dengan enam kemenangan, tiga kekalahan dan sekali imbang. Mereka cuma mengais 19 poin dari maksimal 30.
Kuning rupanya juga bak jadi warna doping untuk kiper lain MU, Ben Foster. Dialah pahlawan MU dalam babak adu penalti lawan Tottenham Hotspur di final Piala Carling musim ini.


Tapi ada juga pemain bola yang terkenal religius yang memperlihatkan simbol-simbol keyakinannya ke tengah lapangan. Kaka hanya satu dari sekian banyak pemain bola yang terkenal religius, Siapa lainnya, dan bagaimana mereka menunjukkannya?



13. Kaka

16578kaka

Kaka hanya satu dari sekian banyak pemain bola Brazil yang terkenal religius, yang memperlihatkan simbol-simbol keyakinannya ke tengah lapangan.
Kaka juga pernah menjahitkan kalimat “God is Faithful” di lidah sepatunya. Lalu, dalam selebrasi kemenangan 4-1 Brasil atas Argentina di final Piala Konfederasi 2005, ia dan beberapa rekannya memakai baju bertuliskan “Jesus Loves You” dalam berbagai bahasa.
Terkait pemain Brasil yang taat, ada versi yang mengabarkan bahwa sebagian besar pemain tim Samba membuat slogan-slogan serupa di balik jersey mereka ketika memenangi Piala Dunia 2002. Tapi yang kelak paling terkenal adalah Kaka dengan “I Belong to Jesus“-nya. Ia memperlihatkan itu setelah Brasil mengalahkan Jerman di final, meskipun sepanjang turnamen itu hanya bermain 25 menit, dan tidak tampil di partai puncak.


14. Franck Ribery

franck-ribery

Frank Ribery adalah salah satu simbol paling terkenal saat ini di kalangan pesepakbola beragama Islam. Pria Prancis yang menjadi muslim sejak menikah dengan wanita keturunan Maroko itu selalu mengangkat kedua tangannya dan berdoa di tengah lapangan, lalu mengusapkannya ke wajah, sebelum kickoff.


15. Frederic Kanoute

5161881

Frederic Kanoute juga kerap menampilkan keislamannya saat bertanding. Seusai bikin gol dia selalu mengacungkan telunjuk kanannya ke atas, juga sedikit mendongak, sebagai sebuah isyarat dirinya selalu ingat kepada Tuhan. Gaya dia yang lain adalah membuka kedua telapak tangannya, membuat gerakan orang Islam saat berdoa.


16. Marvin Andrews

PP_M_Andrews_0708



Marvin Andrews pemain belakang asal Trinidad & Tobago.


Ketika bermain di Glasgow Rangers, Andrews sering menyebut nama Tuhan atas semua petunjuk Dia dalam karirnya, mulai dari sejarah transfer sampai ketika harus menjalani operasi lutut.


Andrews juga pernah berkomentar tentang homoseksual, yang dinilainya “menentang kehendak Tuhan”. Dia mengatakan, “Alkitab menjelaskan bahwa hal itu sangat dibenci Tuhan. Tuhan menciptakan laki-laki untuk bersama perempuan, dan sebaliknya.”


Di luar nama-nama pemain di atas, tentu masih banyak sosok dari dunia lapangan hijau yang secara eksplisit bangga dalam menunjukkan keyakinannya dalam beragama.


sumber : http://suporter.info/ritual-aneh-di-sepakbola/
sumber: http://jbok.wordpress.com/2009/03/28/antara-ritual-dan-spiritual-dalam-sepakbola/

11 pemain tengah Terbaik Dunia Sepanjang Karir Sepak Bola

Diego Maradona (Argentina)

Kebengalannya tidak lantas membuat orang menutup mata atas bakat yang dimilikinya. Pada 2000 ia berbagi mahkota Pemain Terbaik Abad Ini versi FIFA bersama Pele, setelah sebelumnya menduduki tempat teratas pada polling online FIFA tentang Pemain Terbaik Abad ke-20. Meski "Gol Tangan Tuhan"-nya banyak menimbulkan kontroversi, siapa yang mampu melupakan gol-nya yang ditembakkan dari jarak 60 meter melawan Inggris di perempat-final Piala Dunia 1986? Bahkan Platini pernah berkata, "Apa yang bisa dilakukan oleh Zidane dengan bola, Maradona (foto) mampu melakukannya dengan sebuah jeruk."
Spoiler for diego maradona:



Pele (Brasil)

Edison Arantes do Nascimento atau lebih dikenal sebagai Pelé (lahir 23 Oktober 1940; umur 68 tahun) adalah legenda sepak bola dunia yang berasal dari Brasil. Selama kariernya sebagai pemain, Pele berhasil membawa Brasil menjadi Juara Dunia Sepak bola sebanyak 3 kali, yaitu pada tahun 1958 di Swedia, tahun 1962 di Chili, dan tahun 1970 di Meksiko. Berkat keberhasilannya tersebut, Brasil berhak atas Piala Jules Rimet.

Dia lahir di Três Corações, Minas Gerais, Brasil.
Spoiler for pele:



Johan Cruyff (Belanda)

Cruyff adalah pemegang gelar Pemain Terbaik Eropa tiga kali, rekor yang dibaginya bersama Platini dan Marco van Basten. Pada 1999, ia terpilih sebagai Pemain Terbaik Eropa Abad Ini versi IFFHS, dan hanya kalah oleh Pele di kategori Pemain Terbaik Dunia Abad ini. Selain dikenal karena sebagai penganut Total Football nomor satu, ia merupakan pemain yang sangat tenang menghadapi saat-saat sulit.
Spoiler for johan cruyff:



Michel Platini (Prancis)

Dunia mengenalnya sebagai salah satu spesialis tendangan bebas terbaik sepanjang sejarah, selain juga pengumpan yang handal. Di negara asalnya, tak diragukan lagi, ia adalah gelandang terbaik Prancis. Sepak terjangnya di lapangan hijau bahkan mampu membuat Zidane terlihat kecil. Dan itulah yang dikatakan Zidane tentang bintang pujaannya, "Saat saya kecil, saya selalu memilih untuk bermain sebagai Platini bersama teman-teman."
Spoiler for michel platini:



Zico (Brasil)

Di mata Pele, Zico adalah pemain yang bisa disejajarkan dengan dirinya. Tak heran jika ia dijuluki "Pele Putih". Meski dikaruniai bakat yang luar biasa dan sering diakui sebagai pemain terbaik dunia pada awal 80-an, ia tidak pernah memenangkan Piala Dunia. Padahal, ia mencetak 66 gol dari 88 pertandingan untuk Brasil, dan tampil di Piala Dunia empat kali, yaitu pada 1978, 1982 dan 1986 World Cups, dengan tim 1982 banyak diakui sebagai yang paling hebat dalam sejarah Brasil, selain tim 1970.
Spoiler for zico:



Roberto Baggio

Siapa yang tak mengenal Il Codino? Ia adalah pemain paling populer sepanjang 1990-an dan awal 2000, dan hingga kini merupakan satu-satunya pemain Italia yang mampu mencetak gol pada tiga Piala Dunia. Pada Piala Dunia 1994, ia berkali-kali menjadi juru selamat Italia, dan membuka jalan ke final. Sayang tendangan penaltinya yang melenceng di final membuat Italia gagal menjadi juara untuk yang keempat kalinya.
Spoiler for roberto baggio:



Ruud Gullit (Belanda)

Peraih gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA 1987 dan 1989, ia mampu bermain di berbagai posisi. Ia turut bermain dalam pasukan Belanda yang memenangkan Euro 1988, sekaligus Piala Dunia 1990. Kedatangannya di Milan mampu mengangkat klubnya untuk memenangkan mahkota Serie A Italia untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun terakhir.
Spoiler for ruud gullit:


Zinedine Zidane (Prancis)

Inilah salah satu dari dua pemegang gelar Pemain Terbaik Dunia tiga kali, disamping Ronaldo. Pada penampilan debutnya bersama Prancis, ia mencetak dua gol ke gawang Republik Ceko pada 1994. Namun, baru empat tahun kemudian ia menjadi legenda hidup dengan dua gol di final versus Brasil. Pada 2001, ia diboyong oleh Real Madrid dengan rekor transfer termahal senilai €76 juta.
Spoiler for zinedine zidane:



Kaka (Brasil)

Pele pernah berujar, Kaka adalah pemain terbaik di dunia. Tahun lalu ia meraih Bola Emas, dan FIFA-pun tak ragu-ragu menganugerahkan gelar Pemain Terbaik Dunia kepadanya. Selasa lalu, (14/10), jejak kakinya diabadikan di sebelah Zico si stadion terbesar Brasil, Maracana.
Spoiler for kaka:



Cristiano Ronaldo (Portugal)

Banyak dikecam karena kelakuannya di luar lapangan, tahun ini ia justru berada di puncak ketenaran. Setelah mencetak 42 gol dalam 49 pertandingan, rasanya pantas saja jika ia dijagokan menjadi penerima Bola Emas tahun ini. Tak kurang dari Johan Cruyff juga mendukungnya. Katanya, "Ronaldo lebih baik dari George Best dan Denis Law, padahal keduanya merupakan pemain terhebat dalam sejarah United."
Spoiler for cristiano ronaldo:



Gheorghe Hagi (Rumania)

Sang "Maradona dari Balkan" ini banyak dipuja di Rumania dan Turki. Tiga kali tampil di Piala Dunia, ia mencetak 126 kemenangan untuk Romania, dan merupakan topskor dengan 35 gol. Ia adalah satu dari sedkit pemain yang pernah tampil untuk Real Madrid dan Barcelona.
Spoiler for gheorghe hagi:


Sumber:KASKUS.US

Pemain Asing yang Tingkah Lakunya Patut Ditiru

1. Abanda Herman - PERSIJA JAKARTA



Stopper PERSIJA itu emang setia banget sama persija, udah gitu dia jadi panutan sama pemain junior di Persija, hampir tiap taun gonta-ganti pasangan di centre back, tapi dia gak pernah ngeluh kalo main.

2. Pierre Njanka - AREMA INDONESIA



Eks bek kamerun di PD 2002 ini emang udah dimakan usia, tapi perannya musim ini di AREMA emang top banget, jadi kapten udah gitu dia jarang banget bertingkah aneh-aneh kayak christian gonzales

3. Keith Kayamba Gumbs - SRIWIJAYA FC



ini dia kapten Sriwijaya sekaligus pemain tertua di ISL. Selalu jadi pilihan utama Rahmad Darmawan di lini depan sriwijaya, tidak banyak tingkah dan bagus jadi contoh juniornya di Sriwijaya

4. Zah Rahan - SRIWIJAYA FC



Playmaker Sriwijaya yang adalah pemain timnas liberia ini emang keren banget kalo main, talk less do more. Umpannya akurat, dribblenya menawan. Punya andil gede pas Sriwijaya meraih double winners 2 tahun lalu

5. Robertino Pugliara - PERSIBA BALIKPAPAN



Eks playmaker persija ini punya andil besar dengan persiba taun ini, di mana ia bisa mengangkat Persiba menjadi papan atas di ISL. Sangat dicintai oleh the jak karena permainan indah ala latino dan gak banyak tingkah

Sumber:KASKUS.US