SAAT Diego Armando Maradona menjadi pemain, dia memang seperti sihir. Punya kemampuan spesial, kewibawaan, juga kepribadian yang kuat. Meski sisi negatif hidupnya cukup memprihatinkan, tapi dia dianggap seperti "dewa" sepak bola negeri itu.
Maradona memang luar biasa. Dia membawa Argentina juara Piala Dunia Junior 1979. Kemudian, pada 1986 dia membawa Argentina juara Piala Dunia di Meksiko. Banyak orang menilai, ini show terbesar Maradona. Dia seolah beratraksi sendiri, sementara pemain lain menjadi figuran-figuran dari plot yang dia mainkan.
Itu memang kelebihan Maradona. Di masanya, pemain Argentina lainnya biasa-biasa saja. Tak ada keistimewaan besar pada Jorge Valdano, Sergio Batista, Hector Enrique, atau Jorge Burruchaga. Namun, dia mampu membuat permainan timnya menjadi hebat, punya keyakinan diri, juga mampu memenangkan kompetisi.
Demikian pula kala dia membela Napoli. Tak ada pemain hebat di klub itu, kecuali Maradona seorang. Bahkan, seorang Careca mengakui, "Tanpa Maradona saya tak bisa banyak berbuat."
Itu pula sebabnya, dia dianggap seperti dewa. Seperti seorang mesias (penyelamat) yang mampu membawa negaranya meraih kehormatan dan kebahagiaan. Apalagi, sukses Maradona terjadi seusai krisis Malvinas yang membuat rakyat Argentina menderita.
Rakyat Argentina pun menjadi memiliki kebutuhan akan seorang mesias seperti dia lagi. Selepas dia pensiun, kerinduan kepadanya pun semakin menggumpal. Hampir setiap pemain yang punya bakat berlebih, selalu dianggap Maradona baru, mulai dari Ariel Ortega, Pablo Aimar, Juan Roman Riquelme, sampai Carlos Tevez.
Namun, harapan itu selalu pupus. Tak ada yang benar-benar menyamai kemamppuan Maradona. Kini, harapan itu kembali membuncah dan rakyat Argentina percaya kepada Messi sebagai mesias (penyelamat) pengganti Maradona.
Messi dianggap mesias baru. Apalagi, kemampuan bermain bolanya memang mirip Maradona. Mereka sama-sama kuat di kaki kiri, jago dribel, bervisi luas, produktif mencetak gol, juga sulit dihentikan.
Ya, Messi memang pantas digadang sebagai Maradona baru. Di usianya yang baru 22 tahun, dia sudah menunjukkan permainan langka dan mematikan. Prestasi pun banyak dia tuai. Sejak melakukan debut bersama Barcelona pada musim 2004-05, dia langsung mempersembahkan tiga gelar Divisi Primera, dua gelar Liga Champions, dua Copa del Rey, tiga Piala Super Spanyol, dan satu Piala Super Eropa.
Penghargaan pribadi pun bertaburan kepadanya, dari pemain terbaik junior, top skorer Piala Dunia U-20 sekaligus pemain terbaik, pemain terbaik di Argentina dan Spanyol, sampai terakhir meraih Ballon d'Or. Sebuah penghargaan yang sekaligus pengakuan bahwa dia Pemain Terbaik Eropa. Bahkan, dia juga difavoritkan bakal menerima penghargaan Pemain Terbaik Dunia versi FIFA.
Di tingkat klub, Messi memang luar biasa. Dia selalu mengorkestrasi permainan Barcelona. Bahkan, saat masih direcoki cedera pun, dia main bagus dalam partai bersar "El Clasico" lawan Real Madrid.
Namun, di Tim Nasional Argentina, sentuhan Messi masih belum seperti yang diharapkan. Permainannya belum sehebat saat membela Barcelona. Bahkan, Argentina pun nyaris tersingkir dari Piala Dunia, sebelum akhirnya menang lawan Uruguay.
Maradona dan Messi memang memiliki kemampuan istimewa. Tapi, ada sedikit perbedaan yang bisa sangat menentukan. Maradona punya kewibawaan besar, juga kharakter yang kuat. Sementara, Messi masih harus membangun kewibawaan itu. Itu sihir yang belum dimiliki Messi. Kehadiran Messi di lapangan tak serta-merta membuat rekannya seperti memiliki kekuatan ekstra.
Penghargaan Ballon d'Or rasanya harus memacu Messi untuk memenuhi harapan publik Argentina. Momennya paling tepat di Piala Dunia 2010 nanti. Ini pertaruhan besar buat reputasinya sebagai pengganti Maradona.
Messi mungkin lemah-lembut, tak meledak-ledak seperti Maradona. Tapi, itu bisa jadi kekuatannya. Tinggal bagaimana dia memanfaatkannya. Toh, dia punya mental dan ketenangan besar, seperti yang dimiliki Maradona.
Kebesaran Maradona karena mampu mengawinkan momen dan isu. Sebelumnya, dia selalu diisukan sebagai pemain hebat sedunia. Kemudian, dia mampu membuktikan isu itu di momen terbesar, Piala Dunia 1986.
Kini, Messi pun menguasai isu sebagai pemain hebat dunia, bahkan sudah ditandai dengan Ballon d'Or. Dia tinggal mengawinkan isu itu dengan momen terbesar di Piala Dunia 2010 yang segera tiba. Jika sukses tampil bagus dan membawa Argentina juara, maka dia akan benar-benar dibaptis sebagai Maradona baru. Sang mesias yang membawa kebahagiaan dan kebanggaan Argentina yang belum lama dihajar krisis moneter.
Sumber Link: http://bola.kompas.com/read/xml/2009/12/02/14293863/maradona.messi.dan.sang.mesias
No comments:
Post a Comment