Kamera tersembunyi menangkap sejumlah bukti bahwa badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon sudah berkembang biak. Badak Jawa alias badak berculasatu adalah salah satu mamalia langka dunia.
Menurut lembaga lingkungan WWF, kamera merekam dua badak dewasa dengan dua bayi badak, November dan Desember tahun lalu. "Ini berita fantastis, sebab sebelum gambar-gambar ini muncul, hanya 12 kelahiran badak Jawa yang terekam sepanjang dekade lalu," kata kepala program WWF-Indonesia di Ujung Kulon, Adhi Hariyadi, Senin (28/2).
Populasi badak Jawa di Ujung Kulon, kata Adhi, adalah harapan terakhir spesies yang di ambang kepunahan itu.
Video klip menunjukkan dua badak betina dengan dua bayi badak: satu betina berumur sekitar setahun, dan satu lagi bayi jantan yang lebih muda. Di hutan, mereka tampak memasuki sebuah area, lalu mendekati kamera tersembunyi.
Penggiat lingkungan selama ini meyakini badak Jawa hanya tinggal 40 ekor yang dibiarkan hidup bebas di sana. Tapi, data dari kamera menunjukkan jumlah itu kini bisa meningkat menjadi 50 ekor badak.
"Kamera tersembunyi itu membuat kami bisa tahu di mana posisi mereka, jenis kelamin, dan apa ada yang hamil di antara mereka," kata Adhi. Ia menambahkan, kamera itu juga memberi mereka informasi tempat yang biasa dikunjungi para badak. Para penjaga mengawasi lebih ketat tempat itu dari kedatangan penyelinap.
Dari lima spesies badak, tiga di antaranya menjelang punah, sebagian besar karena perburuan terhadap cula badak.
Cula badak adalah bahan untuk pengobatan tradisional Cina dan sejumlah pengobatan tradisional Asia lain, meski belum ada bukti saintifik khasiatnya.
Ujung Kulon terletak tak jauh dari titik panas Anak Krakatau. Untuk menurunkan resiko kepunahan akibat bencana alam, para penggiat tengah menyusun rencana pemindahan sekitar lima badak betina dan tiga badak jantan ke hutan lindung lain. "Kami berhati-hati dalam pelaksanaan proyek ini, dan kami melibatkan banyak ahli," ujar Adhi Hariyadi.
AFP/Dodi IR
No comments:
Post a Comment