worldcup.kompas.com
"WHEN I cannot look at your face, I look at your feet.
Your feet of arched bone, your hard little feet.
I know that they support you, and that your sweet weight rises upon them."
Demikian Pablo Neruda bersyair dalam puisinya berjudul "Your Feet" (kakimu). Terjemahan bebas dari cukilan puisi itu sebagai berikut:
"Ketika tak bisa saksikan wajahmu, aku melihat kakimu.
Kaki dengan tulang lengkungmu, juga kaki kecilmu yang keras.
Aku tahu mereka mendukungmu, dan beban manismu akan melesat di atas mereka."
Penyair peraih Nobel asal Cile itu, begitu berpengaruh di negerinya. Bahkan, puisinya sering diambil untuk menyemangati bangsa baik dalam duka maupun suka.
Ketika Cile menuju jalan sosialisme dengan damai bersama pemimpin Salvador Allende tahun 1971, puisi Neruda jadi penyemangat. Bahkan, Allende memintanya membaca puisi di depan 70.000 rakyat Cile. Ketika Cile dalam genggaman diktator Agusto Pinochet sejak 1973, Neruda menjadi energi penyemangat.
Pinochet melarang pemakaman Neruda dilakukan secara publik, saat ia meninggal pada 23 September 1973. Namun, justru ribuan orang turun ke jalan mengantarkan jenazah sang penyair besar Amerika Selatan itu ke pemakaman dan ini menjadi bentuk protes pertama kepada kediktatoran Pinochet. Sebuah aksi massal yang berani, karena Pinochet terkenal kejam dan tak segan-segan menghilangkan nyawa rakyatnya.
Kini, setelah 12 tahun absen dari putaran final Piala Dunia, puisi Neruda akan kembali menjadi penyemangat para pasukan "La Roja" atau "Si Merah" di Afrika Selatan.
Cile kali ini juga sangat menjanjikan. Bahkan, mereka merasa sedang memiliki generasi terbaik dalam sepak bola dan berharap bisa berprestasi tinggi di Piala Dunia 2010.
Terakhir kali mereka tampil di putaran final Piala Dunia terjadi pada 1998 di Perancis. Saat itu mereka memiliki dua bintang besar, Marcelo Salas dan Ivan Zamorano.
Kini, mereka bangga dengan tiga bintang utamanya, Matias Fernandez, Alexis Sanchez, dan Humberto Suazo. Fernandez jago mengkreasi permainan. Sanchez punya permainan eksplosif yang mampu memorak-porandakan pertahanan lawan dari sektor sayap. Sedangkan Suazo penyelesai serangan yang berpengalaman dan tajam.
Di bawah kepelatihan Marcelo Bielsa, Cile jadi begitu rapi. Dia cukup berpengalaman, meski saat menangani Argentina langsung tersingkir di babak pertama Piala Dunia 2002. Namun, bukan berarti kualitasnya buruk. Faktanya, Cile dia buat menjadi tim alot dan mampu lolos langsung.
Mereka menduduki urutan kedua di babak kualifikasi CONMEBOL, dengan 10 kemenangan. Jumlah 32 gol yang mereka cetak juga membuktikan produktivitas yang tinggi. Cile memang bertipe menyerang. Hanya saja, pertahanan mereka sering lengah karena terlalu asyik menyerang.
Pernah merebut tempat ketiga di Piala Dunia 1962, Cile punya pengalaman luas. Piala Dunia 2010 akan menjadi penampilannya yang ke-8. Berada di Grup H bersama Spanyol, Swiss, dan Honduras, Cile difavoritkan lolos ke babak selanjutnya, setidaknya sebagai runner-up grup.
Selain teknik dan kecepatan, Cile punya semangat juang tinggi. Itu yang membuat mereka sulit ditaklukkan. Seperti puisi Pablo Neruda, kaki keras mereka selalu berusaha menerobos lawan agar mampu melesat. (Hery Prasetyo)
Statistik
Top skorer: Humberto Suazo (10 gol)
Daftar Pemain:
Kiper: Claudio Bravo (Real Sociedad), Miguel Pinto (Universidad de Chile), Luis Maran (Union Espanola)
Belakang: Waldo Ponce (Universidad Catolica), Gonzalo Jara (West Bromwich Albion), Gary Medel (Boca Juniors), Mauricio Isla (Udinese), Arturo Vidal (Bayer Leverkusen), Pablo Contreras (PAOK Thessaloniki), Ismael Fuentes (Universidad Catolica)
Tengah: Marco Estrada (Universidad de Chile), Carlos Carmona (Reggina), Rodrigo Millar (Colo Colo), Jorge Valdivia (Al Ain, United Arab Emirates), Matias Fernandez (Sporting Lisbon), Gonzalo Fierro (Flamengo),Rodrigo Tello (Besiktas)
Depan: Humberto Suazo (Real Zaragoza), Alexis Sanchez (Udinese), Mark Gonzalez (CSKA Moscow), Fabian Orellana (Xerez), Esteban Paredes (Colo Colo), Jean Beausejour (America)
worldcup.kompas.com
No comments:
Post a Comment