Wednesday, June 16, 2010

Afrika Selatan: Bahana Bafana Bafana

worldcup.kompas.com

SOAL nama, Afrika Selatan memang tak bisa dibandingkan dengan Brasil, Argentina, Italia, Jerman, Inggris, atau Perancis. Mereka belum punya rekor yang baik di Piala Dunia. Tapi, Piala Dunia 2010 akan digelar di negara mereka. Dan, tim berjuluk Bafana Bafana (Pemuda Pemuda) ini tak bisa diremehkan.

Semangat mereka akan begitu membahana. Ini persoalan kebanggaan dan harga diri bangsa, juga simbol persatuan rakyat yang pernah tercabik-cabik dalam sistem apartheid atau pembedaan ras. Itu pula sebabnya, mereka punya moto Ke e: Xarra Ke, sama seperti Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda, tapi satu juga.

Seperti yang dikatakan kapten Afsel, Aaron Mokoena, "Kami semua sadar ini kehormatan besar bisa menggelar Piala Dunia di tanah kami. Tak banyak pemain yang bisa merasakan kehormatan seperti ini. Kami juga sadar tugas berat di depan. Bagi kami, Piala Dunia adalah prioritas, cita-cita terbesar. Kami harus mewakili negara dengan kebanggaan."

Bahana Bafana Bafana sudah terbukti ampuh. Ketika mereka menjadi tuan rumah Piala Afrika pada 1996, tak ada yang memprediksi bakal juara. Faktanya, Afsel justru tampil sebagai juara setelah mengalahkan Tunisia 2-0 di final.

Padahal, baru empat tahun Afsel diterima kembali di kompetisi internasional dan diakui FIFA. Mereka sempat dikeluarkan dari FIFA, karena masalah apartheid.

Sebelum Piala FA, tokoh antiapartheid dan presiden mereka saat itu, Nelson Mandela mengatakan, sepak bola adalah wahana efektif untuk mewujudkan persatuan. Maka, prestasi akan semakin memperkokoh persatuan.

Pesan tokoh legendaris dan karismatis itu tentu masih kuat dan tetap menjadi kekuatan moral Bafana Bafana dalam menghadapi Piala Dunia 2010 nanti. Mereka juga menunjukkan kemajuan berarti. Di Piala Konfederasi baru lalu, mereka masuk final dan hanya kalah tipis dari Brasil maupun Spanyol.

Bagaimanapun, tuan rumah tak bisa disepelekan. Afsel juga punya tradisi sepak bola yang kuat. Hanya saja, mereka pernah terpecah-pecah karena pembedaan ras.Dulu, untuk warga kulit putih, mereka punya asosiasi sepak bola sendiri bernama SAFA yang berdiri pada 1892. Sedangkan untuk warga Bantu memiliki asosiasi SABFA yan berdiri pada 1903. Warga Indian punya SAIFA (1933) dan warga berwarna memiliki SACFA (1936).

Jika saat masih terpecah-pecah mereka punya kemampuan bermain bola dengan baik, apalagi sekarang mereka sudah bersatu. Dalam semangat Ke e: Xarra Ke, mereka bisa membahana dan mampu membuat lawan-lawannya gentar, setidaknya tak meremehkannya. (Hery Prasetyo)

Daftar Pemain:
Kiper:
Moeneeb Josephs (Orlando Pirates), Itumeleng Khune (Kaizer Chiefs), Shu-Aib Walters (Maritzburg United)

Belakang: Matthew Booth, Siboniso Gaxa (both Mamelodi Sundowns), Bongani Khumalo (SuperSport United), Tsepo Masilela (Maccabi Haifa), Aaron Mokoena (Portsmouth), Anele Ngcongoa (Racing Genk), Siyabonga Sangweni (Lamontville Golden Arrows), Lucas Thwala (Orlando Pirates)

Tengah: Lance Davids (Ajax Cape Town), Kagisho Dikgacoi (Fulham), Thanduyise Khuboni (Lamontville Golden Arrows), Reneilwe Letsholonyane (Kaizer Chiefs), Teko Modise (Orlando Pirates), Surprise Moriri (Mamelodi Sundowns), Steven Pienaar (Everton), MacBeth Sibaya (Rubin Kazan), Siphiwe Tshabalala (Kaizer Chiefs)

Depan: Katlego Mphela (Mamelodi Sundowns), Siyabonga Nomvete (Moroka Swallows), Bernard Parker (FC Twente)

worldcup.kompas.com

No comments:

Post a Comment