Wednesday, June 16, 2010

Uruguay: Rindu 59 Sang Juara Pertama


worldcup.kompas.com

KEBESARAN masa lalu sepak bola Uruguay terus membayangi, tapi juga menjadi inspirasi. Sukses menjadi juara pertama Piala Dunia pada 1930 dan diulang pada 1950 merupakan prestasi besar negara ini.

Karena sukses itu pula, Uruguay dikenal dunia. Padahal, mereka negara kecil yang penduduknya saja sampai kini masih di bawah 4 juta orang. Sekitar sepertiga penduduk Jakarta.

Namun soal sepak bola, mereka punya mental juara. Dalam kedaan tim paling buruk pun, mereka terus berusaha tampil maksimal dan mencoba juara. Jika setelah 1950 mereka tak pernah sukses lagi di Piala Dunia, itu lebih karena Uruguay tertinggal dalam sepak bola dibanding negara lain. Maklum, mencari bakat dari tiga juta orang jelas sulit. Indonesia saja yang penduduknya ratusan juta tak jua mampu memiliki tim nasional yang tangguh.

Meski begitu, mereka terus berusaha. Sukses para pendahulu menjadi beban generasi untuk mengulang demi kehormatan sepak bola Uruguay.

Sudah 59 tahun sudah mereka merindukan gelar juara. Waktu yang amat lama. Akankah tahun ini mereka mampu juara untuk ketiga kalinya?

Di atas kertas memang sulit. Uruguay belum memiliki generasi terbaik. Bahkan di lini depan, mereka masih mengandalkan pemain veteran, Diego Forlan. Perjalanan mereka dalam tiga Piala Dunia juga sama. Mereka berada di urutan kelima Zona CONMEBOL dan harus menjalani babak play-off.

Namun, Uruguay selalu menyimpan misteri. Seperti halnya pada Piala Dunia 1950. Banyak yang tak menyangka Uruguay bakal juara. Apalagi, di final mereka bertemu tuan rumah Brasil yang memiliki kemampuan merata. Faktanya, justru Uruguay yang menang 2-1.

Menilai Uruguay memang tak bisa dilihat dari keindahan permainannya. Militansi dan keyakinan untuk meraih target dengan banyak cara menjadi kekuatan mereka. Bahkan, kalau perlu bermain keras.

Itu pula yang khas dari Uruguay. Mereka pernah berpendapat, "Bola boleh lewat orangnya jangan." Uruguay pun dicap sebagai pembawa sepak bola negatif, meski sukses di Piala Dunia.

Itu dulu. Sekarang, militansi masih mereka miliki. Permainan keras kadang masih terlihat. Tapi, organisasi permainan mereka jauh lebih baik. Pergerakan mereka juga amat cepat. Itu yang merepotkan Argentina dan memaksa mereka kalah 0-1, juga terancam gagal ke putaran final.

Di bawah pelatih Oscar Washington Tabarez, Uruguay memang memiliki permainan cepat yang berbahaya. Ditunjang kekompakan dari militansi tinggi, Uruguay bisa membahayakan siapa saja. Juara Piala Dunia pertama yang sedang merindukan gelar selama 59 tahun ini selalu menyimpan misteri. (Hery Prasetyo)

Daftar Pemain:
Kiper:
Fernando Muslera (Lazio), Juan Castillo (Deportivo Cali), Martin Silva (Defensor Sporting)

Belakang: Diego Lugano (Fenerbahce), Diego Godin (Villarreal), Andres Scotti (Colo Colo), Mauricio Victorino (Universidad de Chile), Martin Caceres (Juventus), Jorge Fucile (Porto), Maximiliano Pereira (Benfica)

Tengah:
Sebastian Eguren (AIK Stockholm), Alvaro Pereira (Porto), Walter Gargano (Napoli), Diego Perez (AS Monaco), Alvaro Fernandez (Universidad de Chile), Nicolas Lodeiro (Ajax), Egidio Arevalo Rios (Penarol), Ignacio Gonzalez (Levadiakos)

Depan:
Luis Suarez (Ajax), Diego Forlan (Atletico Madrid), Sebastian Abreu (Botafogo), Edinson Cavani (Palermo), Sebastian Fernandez (Banfield)

worldcup.kompas.com


No comments:

Post a Comment