Thursday, June 17, 2010

Kembalinya Maradona

worldcup.kompas.com

PERJALANAN Argentina menuju putaran final Piala Dunia Afrika Selatan 2010 ini tak semulus seperti yang diperkirakan. Bermaterikan pemain-pemain top, baik di kompetisi lokal maupun Eropa, "Albiceleste" malah nyaris tersingkir secara tragis karena sempat berada di zona kritis.

Beruntung, dalam dua laga pamungkas babak kualifikasi Zona Amerika Selatan melawan Peru dan Uruguay, Lionel Messi dan kawan-kawan bisa bangkit dan meraih kemenangan krusial sehingga keluar dari kondisi yang mengkhawatirkan. "Tim Tango" akhirnya menduduki peringkat empat di klasemen akhir, dan menggeser Uruguay ke peringkat lima--yang artinya, Uruguay harus melakukan play-off melawan tim dari Zona Amerika Utara, yaitu Kostarika, untuk memperebutkan satu tiket ke Afrika Selatan.

Ketika Argentina sedang berada di ujung tanduk, banyak kalangan yang khawatir Piala Dunia 2010 bakal "hambar" karena tanpa kehadiran "tim Biru Langit" ini. Pasalnya, Albiceleste merupakan tim yang selalu menghadirkan sensasi tersendiri di turnamen empat tahun tersebut. Jadi, tak heran jika kehadiran mereka selalu dinanti-nantikan.

Dalam sejarah keikutsertaannya di Piala Dunia, Argentina baru dua kali menjadi juara, yaitu pada tahun 1978 dan 1986, yang melahirkan dua nama beken yang tak terlupakan, Mario Kempes dan Diego Armado Maradona. Nama terakhir sangat melegenda, karena selain penuh tekhnik dan atraktif, dia juga membuat gol kontroversial yang akhirnya mendapat sebutan "gol Tangan Tuhan", ketika Argentina mengalahkan Inggris 2-1 di perempat final Piala Dunia 1986, sebelum menjejakkan kaki di final dan mengalahkan Jerman Barat 3-2.

Empat tahun berselang, Argentina datang ke Italia dengan kekuatan yang nyaris tak jauh berbeda dengan ketika menjadi juara di Meksiko. Maradona kembali menjadi sosok sentral "Albiceleste" yang kembali difavoritkan untuk bisa mempertahankan gelarnya.

Namun pada partai pembukaan, di luar dugaan Argentina takluk 0-1 dari Kamerun. Setelah itu, "tim Tango" yang terhenyak langsung bangkit, dan bisa melewati fase penyisihan grup dan lolos ke putaran kedua untuk menyisihkan Brasil. Langkah Argentina mulus, termasuk ketika menyingkirkan tuan rumah Italia di semifinal, lewat adu penalti, setelah skor selama waktu pertandingan 1-1.

Sayang, di final Argentina harus mengakui keunggulan Jerman Barat lewat gol penalti yang kontroversial dari Andreas Brehme. Pupuslah harapan Argentina untuk mempertahankan gelar, sekaligus menyabet trofi paling bergengsi ini untuk ketiga kalinya.

Di Amerika Serikat pada tahun 1994, Argentina yang tetap membawa sang mega bintang Maradona, kembali menjadi favorit. Tetapi perjalanan mereka mendapat rintangan yang sangat berat, karena Maradona harus meninggalkan timnya sebelum menuntaskan perjuangan. Playmaker bertubuh gempal tersebut terbukti positif menggunakan doping sehingga langsung dicoret, dan ini juga menjadi tanda berakhirnya era sang legenda.

Sejak itu, perjalanan Argentina di Piala Dunia tak pernah mulus lagi. Prestasi terbaik tim biru langit ini adalah maju hingga perempat final, yang dilakukan di Perancis pada 1998, serta di Jerman tahun 2006. Bahkan ketika tampil di Asia, di mana Korea Selatan-Jepang menjadi tuan rumah, Argentina langsung tersingkir di penyisihan grup karena kalah bersaing dengan Swedia dan Inggris (dari tiga pertandingan, Argentina hanya dua kali imbang dan sekali kalah).

Nah, di Piala Dunia Afrika Selatan 2010 ini Argentina berusaha menghapus catatan buruk yang ditorehkan dalam empat perhelatan terakhir. Datang dengan sejumlah nama top, Argentina punya potensi menghancurkan semua musuhnya untuk mengakhiri penantian selama 24 tahun. Apalagi, dalam tubuh tim ada si striker mungil, Lionel Messi, yang disebut-sebut sebagai jelmaan Maradona. gocekan dan permainan atraktif, serta gol-gol yang pernah dicetaknya, mengingatkan orang kepada Maradona, sehingga striker Barcelona ini mendapat julukan "The New Maradona".

Artinya, kali ini Argentina datang dengan era 'Maradona Baru'. Selain muncul sosok Messi si Maradona Baru, Albiceleste juga tampil dengan "the real Maradona", yang tampil lagi di event sepak bola terakbar ini sebagai pelatih, untuk membangkitkan kembali gairah Piala Dunia 1986.

Hanya saja, Argentina yang tergabung di Grup B harus mewaspadai lawan-lawannya. Meskipun level para rivalnya masih di bawah, tetapi tim seperti Nigeria dan Yunani selaku juara Eropa 2004 memiliki potensi untuk menjegalnya. Korea Selatan yang meraih prestasi tertinggi sebagai semifinalis Piala Dunia 2002, juga bisa menjadi kuda hitam yang patut diperhitungkan. (Aloysius Gonsaga AE)

Catatan Sejarah Argentina di Piala Dunia
1930 - Runner-up
1934 - Tersingkir di putaran pertama
1938 - Tidak berpartisipasi
1950 - Tidak berpartisipasi
1954 - Tidak berpartisipasi
1958 - Tersingkir di putaran pertama
1962 - Tersingkir di putaran pertama
1966 - Tersingkir di perempat final
1970 - Tidak lolos kualifikasi
1974 - Tersingkir di putaran kedua
1978 - JUARA
1982 - Tersingkir di putaran kedua
1986 - JUARA
1990 - Runner-up
1994 - Tersingkir di putaran kedua
1998 - Tersingkir di perempat final
2002 - Tersingkir di putaran pertama
2006 - Tersingkir di perempat final

Rekor Tim di Piala Dunia
Kemenangan terbesar: 6-0 vs Peru pada 1978 dan 6-0 vs Serbia & Montenegro pada 2006.
Kekalahan terbesar: 1-6 vs Cekoslovakia pada 1958.
Top skorer sepanjang masa: Gabriel Batistuta (10 gol).
Penampilan terbanyak: Diego Maradona (21 pertandingan).
Tuan rumah Piala Dunia: 1978

Daftar Pemain:
Kiper:
Sergio Romero (AZ Alkmaar), Mariano Andujar (Catania), Diego Pozo (Colon)

Belakang: Nicolas Otamendi (Velez Sarsfield), Martin Demichelis (Bayern Munich), Walter Samuel (Inter Milan), Gabriel Heinze (Marseille), Nicolas Burdisso (AS Roma), Clemente Rodriguez (Estudiantes), Ariel Garce (Colon)

Tengah: Jonas Gutierrez (Newcastle), Maximiliano Rodriguez (Liverpool), Javier Mascherano (Liverpool), Juan Sebastian Veron (Estudiantes), Angel Di Maria (Benfica), Javier Pastore (Palermo), Mario Bolatti (Fiorentina)

Depan: Lionel Messi (Barcelona), Gonzalo Higuain (Real Madrid), Martin Palermo (Boca Juniors), Sergio Aguero (Atletico Madrid), Diego Milito (Inter Milan), Carlos Tevez (Manchester City)

worldcup.kompas.com

No comments:

Post a Comment