Saturday, June 19, 2010

Australia: "Kanguru" Ingin Melompat Tinggi


worldcup.kompas.com

AUSTRALIA melanjutkan kisah manis perjalanannya menuju putaran final Piala Dunia. "Tim Kanguru" untuk ketiga kalinya tampil di pesta sepak bola terakbar di dunia ini.

Sepak bola negeri benua ini memang terbilang unik. Pasalnya, sepak bola tumbuh bersama dengan datangnya orang-orang dari luar Australia sejak awal Abad 20. Kedatangan para "orang asing" tersebut membuat sepak bola pun lebih berkembang. Mereka membuat klub sesuai dengan asal negara. Misalnya, orang Yahudi punya klub sendiri bernama Hakoah, begitu juga pendatang lainnya.

Akibatnya, Australia kerap kehilangan pemain berkualitas karena lebih memilih negara asalnya atau di negara Eropa. Tindakan ini tak bisa disalahkan juga kerena sepak bola Australia selalu dianggap kelas dua, bahkan kelas tiga. Christian Vieri bisa menjadi contoh. Ia tumbuh besar di Australa, tapi kemudian memutuskan membela Italia.

Meskipun demikian, Australia tetap saja tak selalu sial akibat kehilangan bintangnya. Mark Viduka memilih menjadi pemain Australia meski keturunan Kroasia. Mark Schwarzer yang berdarah Jerman lebih memilih membela Australia ketimbang Jerman. Begitu juga dengan Harry Kewell yang berdarah Inggris.

Pemain yang datang dan pergi ini mungkin menjadi salah satu faktor Australia jarang tampil di kancah Piala Dunia. Selain itu, Australia yang berada di Zona Oseania harus berhadapan dengan tim sisa dari kawasan Amerika Latin.

Alhasil, tiga kali sudah mereka kandas. Pada 1994, Australia kalah dari Argentina. Hal yang sama terjadi pada 1998. Mereka juga takluk oleh Uruguay pada babak play-off Piala Dunia 2002.

Federasi Sepak Bola Australia pun harus memeras otak untuk mencari jalan keluar dari masalah ini. Mereka menilai, meski menjadi juara di konfederasi Pasifik dan Oseania, timnya harus berhadapan dengan wakil dari Amerika Latin yang tergolong berat. Akhirnya, mereka pun mendapat solusi dengan masuk ke Konfederasi Sepak Bola Asia (AFP) pada Maret 2005. "Pindah rumah" ini cukup menguntungkan karena mereka juga bisa lebih berkompetisi.

Australia pertama kali tampil pada Piala Dunia 1974. Namun sayang, mereka hanya sampai di putaran pertama, setelah disingkirkan Jerman Barat.

Dua belas tahun berselang, Australia datang ke Jerman. Mereka lolos ke putaran final Piala Dunia 2006 setelah mengalahkan Uruguay di babak play-off. Australia tampil mengejutkan di Jerman. Di bawah komando Guus Hiddink, Australia lolos ke babak 16 besar meski berada di grup maut bersama Brasil, Kroasia, dan Jepang. Sayang, Australia gagal memenuhi ambisinya ke perempat final setelah takluk 0-1 oleh Italia dalam pertandingan yang kontroversial.

Selanjutnya, dinakhodai Pim Verbeek, Australia cukup tampil memesona. Pada putaran keempat Grup A Zona Asia, Australia menjadi yang terbaik di antara Jepang, Bahrain, Qatar, dan Uzbekistan. Mereka tak terkalahkan dari delapan pertandingan dengan meraih enam kemenangan dan sisanya hasil imbang. Alhasil, Australia menjadi juara grup dan mendapat tiket ke Afrika Selatan secara langsung.

Publik Australia optimistis mereka mampu bersaing dengan Jerman, Australia, Serbia, dan Ghana yang menghuni Grup D. Bahkan, mereka berharap ini saatnya "Tim Kanguru" melompat lebih tinggi. (Ferril Dennys)

Pencetak Gol terbanyak: Brett Emerton (4 Gol)

Skuad Australia
Kiper:
Mark Schwarzer (Fulham), Adam Federici (Reading), Brad Jones (Middlesbrough).

Belakang:
Scott Chipperfield (FC Basel), David Carney (FC Twente), Lucas Neill (Galatasaray,captain), Michael Beauchamp (Al-Jazira), Craig Moore (no contract), Mark Milligan (JEF United), Luke Wilkshire (Dinamo Moscow).

Tengah: Mark Bresciano (Palermo), Tim Cahill (Everton), Jason Culina (Gold Coast Utd), Brett Emerton (Blackburn Rovers), Richard Garcia (Hull City), Vince Grella (Blackburn Rovers), Brett Holman (AZ Alkmaar), Mile Jedinak (Antalyaspor Kulubu), Carl Valeri (US Sassuolo Calcio), Dario Vidosic (FC Nurnberg).

Depan:
Josh Kennedy (Nagoya Grampus), Harry Kewell (Galatasaray), Nikita Rukavytsya (FC Twente).

worldcup.kompas.com


No comments:

Post a Comment